Pages

Minggu, 17 November 2013

Kenapa Belajar Bahasa Inggris Harus Ke PARE - KEDIRI ???

Kenapa Belajar Bahasa Inggris Harus Ke PARE - KEDIRI ???




Hal itu mungkin menjadi pertanyaan lumrah tentang kampung b.inggris Pare. Pasalnya sejak saya awal kuliah daerah ini cukup akrab di telinga saya apalagi berkaitan dengan tempat belajar bahasa inggris dan saat liburan kuliah tiba. Pare yang saya maksud adalah daerah di Jawa Timur dan ada daerah yang terkenal di Indonesia bernama Pare-Pare di Sulawesi.


Kampung Inggris pare ini tepatnya di Desa Tulung Rejo, Pare - Kediri. Sebuah kota kecamatan di kabupaten Kediri. Posisinya di antara Blitar, Malang, kota Kediri, Jombang dan Kertosono. Sebuah daerah subur dekat lereng gunung Kelud. Pare ini dikenal lumbung beras, lombok, bawang merah dan sayur-sayuran. Dari Pare dikirim ke kota-kota besar di Jawa bahkan luar Jawa.

Pada tahun 2013 ini ada 115an lebih lembaga kursus professional bahasa dan mayoritasnya adalah bahasa inggris. Secara umum pendidikan bahasa di pare sama dengan di berbagai tempat lainnya di Indonesai. 



Keunikan saat belajar di kampung inggris pare kediri adalah
  • Camp dengan Englis Area (Wajib Ngomong Bahasa Inggris Sehari-hari)
  • Program Study Club : Belajar MC, Presentasi, Drama dan Debat dengan Bahasa Inggris setiap sore dan pagi (di Luar jadwal Course)
  • Frekuensi Pertemuan Belajar. Inilah sesungguhnya keungggulan yang sangat penting di banding tempat kursus lainnya diluar pare. Misalnya saat saya mengikuti Pre TOEFL di Language Center bandung saya bayar 300ribu/bulan untuk 2 kali pertemuan/ minggu (Setiap pertemuan hanya 1,5 jam) dan di lembaga-lembaga kursus bahasa di pare dengan biaya yang sama rata-rata dengan pertemuan : 4 hari Semingggu dengan perhari minimal 3 kali pertemuan (jam belajar 1,5 jam).
    Pada hal ini terlihat dengan biaya yang sama di pare kita mendapatlan 10 kali lipat jam belajar.
  • Suasana Kampung Inggris yang mendukung dan selalu ramai dikunjungi pemuda pemudi seluruh Indonesia.
  • Pengajar Professional yang berpengalaman dan banyak yang sudah sarjana/master. Ada juga beberapa lulusan SMA sebagai pengajar namun tetap sangat professional.
  • Biaya Program Murah. Program untuk satu bulan rata-rata 200ribu-350ribu dan Program untuk 2 Minggu rata-rata 50ribu-125ribu
  • Biaya Camp Murah. Biaya kost untuk di warga rata-rata 150ribu-250ribu/ bulan. Sedangkan untuk yang mau Camp di tempat kursus rata-rata 300ribu/bulan
  • Akses yang mudah.


Ini salah satu rute yang dapat diambil menuju ke pare berdasarkan info kampung-inggris.com dan pengalaman saya pribadi dari Bandung dengan Kerat Api :


DARI JAKARTA
Ada tiga alternatif menuju Kampung Inggris dari Jakarta. Pertama adalah kereta Api. Pilihlah kereta api yang melewati Stasiun Kediri. Dari Jakarta, ada empat kereta yang melewati Stasiun Kediri. Ada Kereta Api Gajayana,kelas eksekutif, Kereta Api Majapahit, Kelas Ekonomi AC, Kereta Api Brantas , Kelas Ekonomi Reguler, Kereta Api MatarMaja, Kelas Ekonomi Reguler.


DARI BANDUNG
Ada dua kereta yang berangkat dari stasiun Bandung dan Melewati Stasiun Kediri. Semua kereta yang dari Bandung melewati Jalur Selatan, yaitu bandung – Yogya – Solo Kediri. Bagi Kamu yang berdomisili di daerah tersebut, bisa menaiki kereta ini. Ada  Kereta Api Malabar, Kelas Eksekutif, Ekonomi AC dan Ekonomi Reguler, Kereta Api Kahuripan, Kelas Ekonomi Reguler.


SETELAH TIBA DI STASIUN KEDIRI
Setiba di Stasiun Kediri, kamu akan keluar. Dari stasiun, tidak ada angkutan langsung menuju ke Kampung Inggris. Kamu harus naik becak terlebih dahulu ke Kantor Pos Kediri. Di luar, banyak tukang becak yang menawarkan “Kampung Ingris Pare, Kampung Inggris Pare.” Silakan pilih salah satu. Biaya maksimal adalah Rp.10.000,- . Perjalanan naik becak sekitar 5 – 10 menit.


Setiba di kantor pos, kamu bisa memilih angkutan ke pare. Yang paling ideal adalah naik angkot P (kode dari Angkot Pare). Biasanya lewat maksimal setengah jam sekali. Biaya Rp.7000, tapi akan dikenakan biaya tambahan untuk koper kamu. Perjalanan berkisar 50 menit hingga 1,5 jam. Angkot ini banyak ngetemnya. Para sopir angkot biasanya akan menurunkan kamu di Mahesa, di Jalan Brawijaya. Dari situ, silakan memilih lembaga kursus sesuai preferensi kamu.


Alternatif lain adalah naik bus. Pilihannya adalah Puspa Indah tujuan Malang (bus 3/4, berwarna biru), Harapan Jaya, Jaya Mulya, Hasti dan Surya Indah (tiga bus tersebut adalah bus besar). Sama seperti angkot, bus tersebut juga sering ngetem. Perbedaannya, kamu akan turun di BEC. BEC terletak di ujung, sehingga jika kamu ingin menjangkau elfast, oxford, kamu masih harus berjalan jauh.

Sabtu, 16 November 2013

Tim Debat Mahasiswa UPI Berusaha Tampilkan yang Terbaik

Tim Debat Mahasiswa UPI Berusaha Tampilkan yang Terbaik

Written on:November 13, 2013
Comments are closed
debat tv one

Jakarta, UPI

Tim Universitas Pendidikan Indonesia yang terdiri dari, Ade Suyitno (Pend. Ekonomi), Srie Mulyati (Pend. Kimia), dan Wildan Karim (Adpend)  tampil live di TvOne sebagai finalis Debat Nasional Mahasiswa “Aspirasi Untuk Negeri”,  Acara debat nasional ini dilaksanakan pada Rabu-Jumat (16-18/10/2013) bertempat di studio utama TvOne, Jakarta.
Sebelum menjadi finalis nasional Tim UPI telah melakukan audisi regional dan menjadi 3 besar regional Debat Mahasiswa “Aspirasi Untuk Negeri” setelah mengungguli lebih dari 100 Tim se-Jabar. Acara final regional bertempat di Gedung Wanita, Bandung. Tim UPI juga berhak mewakili Regional Jawa Barat ke final di Jakarta bersama dua universitas lainnya yaitu tim Hubungan Internasional UNPAD dan tim Fakultas Hukum Universitas Maranatha.
Acara debat mahasiswa ini diselenggarakan oleh TV ONE dan BNI 46 dengan spirit menyalurkan aspirasi kritis dan solusi dari mahasiswa kepada pemerintah melalui debat.
Menurut Ade Suyitno, pada kesempatan tersebut, tim Universitas Pendidikan Indonesia bertanding dengan tim Universitas Indonesia. dalam debat ini, tema yang di perdebatkan mengenai pro kontra “Mobil Murah”, dan tim UPI berada di pihak pro sedangkan Tim UI sebaliknya. Acara debat berlangsung sangat sengit dan kritis baik dari pihak pro maupun kontra.
Sayangnya, perjuangan Tim UPI terganjal menuju babak selanjutnya setelah juri di akhir acara memutuskan bahwa tim Universitas Indonesia yang berhak mendapatkan tiket pertandingan selanjutnya.
Terlepas dari semuanya, perjuangan mahasiswa UPI dalam debat nasional ini harus di apresiasi. Tim yang terdiri dari mahasiswa berprestasi UPI 2012 ini sangat berusaha menampilkan yang terbaik dalam debat dan proses latihannya.
“Harapannya prestasi ini dapat memacu civitas akademika muda lainnya untuk bisa lebih baik lagi kedepannya karena event debat nasional ini akan rutin dilaksanakan tiap tahun”, ungkap Ade.(Deny)

Selasa, 12 November 2013

Gerakan Indonesia Muda Kreatif (GIMK)

Indonesia Muda Kreatif (Gerakan IMK) adalah Gerakan dari komunitas pemuda yang konsen tehadap pengembangan potensi kreatif generasi muda dan sebagai wadah untuk berkreasi dalam karya yang memberikan dampak bagi diri sendiri dan masyarakat sesuai dengan passion masing-masing.  GIMK mempunyai tiga pilar penting yaitu Education, Youth Empower dan Community Development yang di tuangkan dalam program-program Indonesian Creative Youth adalah

Capaciyty Building : Creative Leaders Institute


Community Development and Cretive Social Entrepreneurship : “Kampung Kreatif  ICY”, Menjadi Pengajar di Sekolah Gratis Kesetaraan di cisarua
cimahi dan Social Entrepreneurship kerupuk sehat cikundul soreang.



From Youth to Creative Solution : Dialog Publik, Hearing dan Indonesia Forum Kreatif  bagi pelajar SMA dan Mahasiswa 
 
GIMK di dasari oleh peran Pemuda yang memiliki andil penting dalam sistem keberbangsaan. Sejarah membuktikan sumpah pemuda adalah tonggak sejarah lahirnya proklamasi Indonesia. Andil besar pemuda bagi bangsa di tunjukan dengan semangat membuat perubahan. Oleh karena itu di bentuklah Indonesia Muda Kreatif sebagai wadah pemberdayaan generasi muda untuk mengembangkan potensi dan turut serta berkontribusi dalam perubahan bangsa.



Tangtangan Masa Depan Global adalah arus yang sangat besar dan penuh dengan ketidakpastian, hanya Kreativitas dan Kemandiriannlah yang dapat menjawab semuanya. Masalah bangsa ini sangat kompleks dan sangat banyak, hal ini tidak hanya di tumpukan pada pemerintah tapi semua elemen bangsa harus turut serta. Oleh karena itu pemuda Indonesia dengan proporsi kependudukan terbesar di Indonesia sebanyak 64 juta adalah potensi yang sangat besar untuk turut serta dalam memberdayakan diri dan berkontribusi kepada masyarakat.

Potensi terbesar generasi muda adalah semangat dan ide-ide besarnya untuk perubahan bangsa kearah yang lebih baik. Hal ini harus di wadahi dan di implementasikan dalam sebuah aksi nyata dan terjun langsung di masyarakat.


Hingga 10 November 2013, IMK tercatat telah memiliki lebih dari 25 staf, +100 relawan, +1500 peserta pelatihan dan 2000 online supporters, yang tersebar di Indonesia. IMK dalam 2 tahun terakhir telah memberikan dampak kepada lebih dari 10.000 orang.

Inspirasi dari Remaja berjuluk “Ratu Sampah” Indonesia






Bagi beberapa orang istilah ratu sampah adalah hal aneh bahkan ada beberapa yang salah presepsi. Di Indonesia ada dua ratu sampah yang sangat terkenal dan keduanya berasal dari Kota Bandung. Khilda Baiti Rohmah sebagai "Ratu Sampah" dari UNPAS dan Amilia Agustin Remaja berjuluk "Ratu Sampah" dari SMAN 11 Bandung.

Pada suatu forum seminar, penulis berkesempatan satu forum pemateri dalam "talkshow "young on top" Shariah Academic Training UKM Ekonomi Islam SCIEmics di kampus UPI. Ami sebagai perwakilan generasi muda yang berprestasi dan peduli terhadap lingkungan.




Kepedulian terhadap masa depan bangsa ditunjukkan secara nyata oleh karya seorang generasi muda, yaitu Amilia Agustin, sang “Ratu Sampah Sekolah” di Bandung. Ia adalah contoh generasi muda yang penuh semangat berkarya untuk perubahan dan dedikasi kepada masyarakat demi kemajuan bangsa.

Bagi Amilia Agustin, merawat lingkungan bukanlah monopoli orang dewasa. Berawal dari kegelisahannya melihat onggokan sampah di lingkungan sekolahnya, Ami, begitu ia biasa dipanggil terdorong untuk membentuk komunitas yang mengelola sampah berbasis sekolah, lewat program “Go to Zero Waste School.”

Remaja yang aktif di berbagai kegiatan ini, antara lain Kelompok Ilmiah Remaja, Matematika Club, Komunitas Sahabat Kota, Balad Kuring, Kebunku serta Archipelago, mengawali kegiatan positifnya ini dengan obrolan bersama teman-temannya pada tahun 2008. Ami yang saat itu masih duduk di kelas 3 SMPN 11 Bandung berusia 14 tahun.  Ia aktif mengampanyekan pengelolaan sampah kepada warga sekolah dan masyarakat di sekitarnya.

Saat ini, Ami bersekolah di SMA 11 Bandung. Bersama 28 orang teman-teman sekolahnya, ia membentuk kelompok yang diberi nama Bandung Bercerita. Gadis remaja berusia 17 tahun ini memfokuskan kegiatannya pada pengelolaan sampah di luar sekolah. Mereka juga aktif mencari generasi muda yang peduli terhadap lingkungan dan komponen alamnya, lewat kegiatan mengajar tentang lingkungan.

Kegiatan ini dilakukan di tujuh sekolah dasar, yaitu SDN Leuwi Anyar, SDN Dwikora, SDN Padasuka, SDN Cijeruk, SDN Pasir Ipis, SDN Tegalega dan SDN Pelita Jasa. Ke semuanya di Bandung. Tidak hanya itu, ia dan teman-temannya juga melakukan pembinaan pengolahan sampah di kampung dan desa, sehingga masyarakat bisa mendaur ulang sampah menjadi barang-barang bermanfaat yang bisa dijual, seperti kerajinan tangan dan pupuk kompos, yang hasilnya dimanfaatkan sebagai uang tabungan bagi anak-anak mereka untuk bersekolah. (Bogor News)

Bermula saat pelajaran olah raga, lari keliling melewati sebuah taman kota di dekat SMP-nya di Bandung, Amilia Agustin yang melewati sebuah tempat pembuangan sampah merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu.
Saat itu, Ami melihat ada plang bertuliskan “mulailah memilah sampah dari diri masing-masing”.

Maka, ia pun berinisiatif untuk memulai dari skup sekolahnya sendiri. Lalu, ia mengajak teman-teman yang seide dengannya, dan 10 orang di antaranya menyatakan sepakat untuk segera memulai dengan memisahkan sampah-sampah bungkus plastik jajanan di sekolahnya, lalu meluas ke tempat pembuangan sampah di dekat sekolahnya. Sepulang sekolah, ia dan teman-temannya mulai menjalankan aktifitasnya “memisahkan sampah” berdasarkan klasifikasinya masing-masing, organik dan non organik.  Di saat teman-teman lain mungkin sedang sibuk bermain, sisanya sedang terlelap menikmati tidur siangnya.

Tidak semudah yang dikatakan tentunya. Ejekan dan ledekan teman berhasil diabaikan. Dan beruntung, Bu Ami, guru biologinya mendukung dengan dasar keilmuan yang beliau miliki dalam hal pengolahan sampah. Sampai satu kesempatan Ami mengajak kesepuluh teman serta Ibu Guru Ani bikin tim pembersih sampah yang diberi nama “Go to Zero Waste School”. Semenjak itu, berbagai kegiatan dilakukan secara perlahan dan terus menerus. Dari mulai pengolahan sampah organik menjadi pupuk, pengumpulan kemasan makanan dan diberikan kepada ibu-ibu di lingkungannya untuk dijadikan kreasi tas, dsb.

Paralel dengan itu, edukasi kepada anak-anak usia SD tentang sampah dilakukan dengan kreatif melalui buku-buku cerita dari bahan daur ulang, dan penciptaan boneka-boneka/ wayang sebagai tokoh cerita.  Ia menyimpulkan, anak-anak usia SD adalah usia paling tepat untuk mulai ditebarkan virus pembelajaran, edukasi seputar sampah. Sebuah langkah kreatif yang akhirnya mengundang perhatian khalayak luas.

Dari seorang siswa yang tak mempunyai kemampuan berbicara yang cukup menjelma menjadi seorang siswa yang terlihat cerdas, lancar dan fasih berbicara di depan umum, semua karena dorongan dan semangat yang sangat tinggi dalam hal pengelolaan sampah.

Di forum Kick Andy edisi Sabtu, tanggal 7 Juli 2012, Ami tampil sangat mengagumkan dengan kedewasaan cara berfikir yang mungkin melebihi sebagian besar kita. Menjadi salah satu pemenang SATU Indonesia Award 2010 dan berbagai forum penghargaan lainnya adalah efek samping dari sumbangsihnya sebagai remaja yang memilih menemukan jati dirinya sebagai ratu sampah, pahlawan sampah. (Kompasiana

Efek samping lain adalah, ia telah diberi penawaran beasiswa dari berbagai negara ( Singapore, Australia dan Amerika ) serta dari negeri sendiri, PT. Astra International. Sebuah apresiasi dari dunia yang sudah selayaknya diberikan pada generasi yang luar biasa itu. Satu ungkapan menarik dan patut menjadi slogan yang wajib disebarluaskan, yang diambilnya dari sebuah slide show yang ditularkannya kembali di forum Kick Andy adalah  
Jika kita bukan orang sembarangan, jangan membuang sampah sembarangan!”
Amilia Agustin

Kabar terbaru Amilia Agutin (17) akan berangkat ke Jepang dalam rangka pertukaran pelajar di Gakuen High School, Jepang bersama sejumlah rekannya.

"Ya Ami akan ke Jepang, bersyukur karena merupakan kesempatan untuk bisa mendapatkan pengalaman sekolah di sana," kata Amilia ketika ditemui di sela-sela peluncuran Satu Indonesia Award 2013 yang digelar PT Astra untuk wilayah Jawa Barat.

Gadis peraih Satu Indonesia Award 2010 dalam usia 14 tahun itu bersama tiga temannya akan mengikuti pelajaran di kelas bersama para pelajar Jepang, mempelajari kebudayaan serta melihat langsung pengolahan ampai di Negeri Sakura itu.

"Saya sangat tertarik dengan pengolahan sampah, selama ini saya hanya dengar dari cerita orang lain. Katanya sudah canggih dan berteknologi tinggi, namun saya akan mencari tahu sisi lain daur ulang sampah yang bisa dikelola oleh masyarakat," kata Ami.

Kegiatan sekolah ke Jepang itu, merupakan program dari Dinas Pendidikan Kota Bandung yang akan digelar selama sebulan lebih yakni pada Mei hingga Juni 2013.

"Meski hanya sebulan, namun akan digunakan semaksimal mungkin untuk belajar, juga merintis untuk bisa mendapat kesempatan kuloah di ana," kata Ami yang mengincar bea siswa melanjutkan kuliah di Tokyo University atau Kyoto University itu.

Ami dijuluki Ratu Sampah Sekolah karena perannya sebagai pionir pengembangan pengelolaan sampah untuk menjadi bahan yang bermanfaat dan bisa dijual untuk meningkatkan penghasilan. Ata perannya, ia mendapat apresiasi Satu Indonesia Award 2010 Astra Internasional, yakni penghargaan bagi pionir-pionir muda Indonesia. (Antara Jawa Barat)