Ade Suyitno
Curriculum Vitae
Ade Suyitno
Pendiri Indonesian Creative Youth (ICY)
dan Sekolah Alam Kreatif (Creative Nature School) Bandung
dan Sekolah Alam Kreatif (Creative Nature School) Bandung
085659932860
FB : Ade Suyitno Adeno. TWTR : @adeno.
PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIKDALAM IMPLEMETASI PENDIDIKAN KARAKTER
DAN BUDAYA DI SEKOLAH MELALUI GURU
DAN EKSTRAKULIKULER DI ERA GLOBAL
Ade Suyitno
Ade Suyitno
Pada era global seperti sekarang ini persoalan
budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu
mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media
cetak, dan gelar wicara di media elektronik, tidak saja terjadi di
kalangan masyarakat awam tetapi juga
sudah merambah ke kepribadian para profesional, tokoh masyarakat, para
terpelajar bahkan hingga para pemimpin bangsa dan negara yang di latar
belakangi maraknya kasus mulai dari kriminalitas pelajar sampai korupsi di
kalngan pejabat. Globalisasi telah mencapai seluruh sektor kehidupan
masyarakat. Terutama sains, teknologi, dan informasi. Hal ini memungkinkan
interaksi sosial lebih terbuka dan cepat, termasuk arus budaya asing lewat
fasilitas internet dan jejaring sosial. Namun, interaksi sosial yang kurang
proporsional juga berpeluang meningkatkan kesenjangan antar anggota masyarakat
yang berakibat disintegrasi. Selain itu, juga berpotensi menurunkan nilai luhur
bangsa, melemahkan sendi kepribadian, khususnya generasi bangsa.
Alternatif yang menjadi sorotan adalah
pendidikan karakter di sekolah sebagai preventif
dan media pengembangan karakter peserta didik yang akan menjadi generasi
penerus bangsa sebagai solusininya. Hal ini juga senada dengan Presiden Susilo
Bambang Yudhiyono yang akhirnya mencanangkan gerakan pendidikan karakter pada
tanggal 20 mei 2011. Merebaknya kasus – kasus kriminalitas mulai dari pelajar
sampai korupsi di kalangan pejabat menandakan perlunya pendidikan yang tidak
hanya menekankan aspek kognitif tetapi juga penanaman nilai-nilai kehidupan dan
budaya pada peserta didiknya.
Pada tahap implementasinya pendidikan karakter
dan budaya di sekolah -sekolah sebagai ujung tombak strategisnya adalah guru
yang beriteraksi langsung dengan siswa sesuai dan peranannya dalam pendidikan
sesuai Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Kemudian untuk
pengembangan diri membentuk peserta didik yang berkarakter sesuai potensinya di
sekolah di dukunglah ekstrakurikuler yang akan menampung aspirasi dan kegiatan
pengembangan soft skillnya untuk menggali potensinya masing-masing.
Penulisan
karya tulis ini bertujuan untuk mengetahuai permasalahan dan solusinya dalam
perkembangan dan implementasi pendidikan karakter dan budaya di sekolah melalui
optimalisasi guru dan ekstrakulikuler. Penulisan dalam karya tulis ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian dekstritip ekspolatif.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam karya tulis ini menggunakan teknik
studi pustaka. Sintesis dalam penulisan ini adalah pada model implementasi
pendidikan karakter melalui optimalisasi peran guru dan ekstrakulikuler sebagai
media pengembangan diri peserta didik supaya mempunyai karakter sesuai
potensinya dan berbudaya indonesia.
Pendidikan
karakter dan budaya di sekolah sangatlah penting dan harus segera di
implementasikan sebagai preventif atas maraknya kasus kriminalitas pelajar
sampai korupsi di kalangan pejabat dan juga sebagai pengembangan karakter
setiap peserta didik untuk bisa mengembangkan potensi sesuai karakter dirinya
dan berbudaya bangsa dengan pendidikan karekter dan budaya melalui optimalisasi
peran guru dan ekstrakurikuler yang ada di sekolah karna kedua hal inilah yang
menjadi ujung tombak strategi implementasi dan di dukung sepenuhnya oleh
komponen-komponen sekolah. Guru sebagai sosok pendidik di kelas dan luar kelas,
manajer dalam kelas dan dalam proses pembelajaran yang tahu dan bisa mengembangkan potensi peserta
didiknya yang kemudian di sinergiskan dengan ekstrakulikuler yang ada di
sekolah yang berbentuk unit kegiatan siswa dari mulai tentang organisasai,
keagamaan, seni budaya, pramuka, kelompok ilmiah sampai dengan KOPSIS dan
kelompok siswa wirausaha.
Pada
tahap implementasinya pendidikan karakter dan budaya di sekolah -sekolah
sebagai ujung tombak strategisnya adalah guru yang beriteraksi langsung dengan
siswa sesuai dan peranannya dalam pendidikan sesuai Undang-Undang No 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen. Kemudian untuk pengembangan diri membentuk peserta
didik yang berkarakter sesuai potensinya di sekolah di dukunglah
ekstrakurikuler yang akan menampung aspirasi dan kegiatan pengembangan soft
skillnya untuk menggali potensinya masing-masing tentunya juga hal ini di dukung oleh komponen-komponen sekolah
lainnya. Ini model oleh penulis :
Implementasi
pendidikan karakter dan budaya di sekolah
Guru sebagai Pengembang dan Teladan dalam Proses Pendidikan karakter
dan budaya
Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter
bangsa menggunakan pendekatan proses belajar peserta didik secara aktif dan
berpusat pada anak; dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas, sekolah, dan
masyarakat
1. Kelas,
melalui proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yang dirancang
sedemikian rupa. Setiap kegiatan belajar mengembangkan kemampuan dalam ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu, tidak selalu diperlukan
kegiatan belajar khusus untuk mengembangkan nilai-nilai pada pendidikan budaya
dan karakter bangsa. Meskipun demikian, untuk pengembangan nilai-nilai tertentu
seperti kerja keras, jujur, toleransi, disiplin, mandiri, semangat kebangsaan,
cinta tanah air, dan gemar membaca dapat melalui kegiatan belajar yang biasa
dilakukan guru. Untuk pegembangan beberapa nilai lain seperti peduli sosial,
peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan kreatif memerlukan upaya pengkondisian
sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai itu.
2. Sekolah,
guru memberikan contoh sebagai warga sekolah yang baik yang berprilaku sesuai
tata tertib sekolah dan etika profesional sebagai guru. Jangan sampai ada kasus
seperti ini ada guru yang memarahi muridnya untuk tidak merokok sedangkan guru
tersebut sering merokok saatberada di sekolah.
3. Luar
sekolah, melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang diikuti
oleh seluruh atau sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak awal tahun
pelajaran, dan dimasukkan ke dalam Kalender Akademik dan guru berperan aktif di
situ sebagai manajer kegiatan. Misalnya, kunjungan ke tempat-tempat yang
menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air, menumbuhkan semangat kebangsaan,
melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan
sosial (membantu mereka yang tertimpa musibah banjir, memperbaiki atau
membersihkan tempat-tempat umum, membantu membersihkan atau mengatur barang di
tempat ibadah tertentu).
Guru sebagai Pengembang RPP dan Silabus dengan
di sertai nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa
Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan
karakater bangsa diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata
pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP. Pengembangan
nilai-nilai itu dalam silabus ditempuh melalui cara-cara berikut ini:
a. mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya;
c. mencantumkankan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa dalam tabel 1 itu ke
dalam silabus;
d. mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera
dalam silabus ke dalam RPP;
e. mengembangkan proses pembelajaran peserta
didik secara aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan
melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai;
dan
f. memberikan bantuan kepada peserta didik,
baik yang mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun untuk
menunjukkannya dalam perilaku.
Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah ajang pembentukan bakat dan
ajang kreativitas siswa. Kegiatan eskul ditujukan agar siswa dapat
mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuannya di berbagai bidang diluar
akademik. Kegiatan ekskul adalah kegiatan non
kurikuler yang diadakan oleh sekolah untuk menyalurkan minat dan bakat peserta
didik sesuai dengan pilihan yang disukainya. Sekolah mewajibkan siswa untuk
mengambil ekskul tertentu (minimal satu ekskul). Sekolah biasanya menyarankan
siswa mengikuti ekskul yang menjadi pilihannya setelah diadakan tes
penyaluran minat dan bakat oleh tim psikologi yang ditunjuk oleh sekolah. Dari
hasil tes itulah siswa diminta memilih ekskul sesuai saran dari hasil psikotes
yang dibagikan kepada orang tua siswa.
Dalam pelaksanaannya, ternyata mengelola
ekskul tak semudah membalikkan telapak tangan. Pengelolaannya harus benar-benar
dilakukan secara professional dan perlu bimbingan dari guru oleh karenanya guru
juga di tuntut berperan aktif di sini. Ekstrakulikuler yang ada di
sekolah sering di sebut solusi ampuh untuk maminimalisir kegiatan-kegiatan
negatif yang kadang di lakukan pelajar di luar jam belajar yang berbentuk unit
kegiatan siswa dari mulai tentang organisasai, keagamaan, seni budaya, pramuka,
kelompok ilmiah sampai dengan KOPSIS dan kelompok siswa wirausaha.
Dukungan Komponen dan Budaya Sekolah
Budaya sekolah cakupannya sangat luas, umumnya
mencakup ritual, harapan, hubungan, demografi, kegiatan kurikuler, kegiatan
ekstrakurikuler, proses mengambil keputusan, kebijakan maupun interaksi sosial
antarkomponen di sekolah. Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah
tempat peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor
dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antaranggota
kelompok masyarakat sekolah. Interaksi internal kelompok dan antarkelompok
terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika bersama yang berlaku di
suatu sekolah.
Kepemimpinan, keteladanan, keramahan,
toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian sosial, kepedulian lingkungan,
rasa kebangsaan, dan tanggung jawab merupakan nilai-nilai yang dikembangkan
dalam budaya sekolah. Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan
karakter bangsa dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan
kepala sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan
peserta didik dan menggunakan fasilitas sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar