Pages

Rabu, 24 April 2013

Proyeksi Ekonomi Indonesia di Tengah Krisis Global (Cahaya Pagi Kemajuan)



Oleh Ade Suyitno
(Mahasiswa Pendidikan Ekonomi/FPEB/Universitas Pendidikan Indonesia)
KRISIS ekonomi, suatu keadaan  di mana keadaan ekonomi sedang kacau dan tidak stabil. Baik cendikiawan maupun orang awan yang mendengar kata tersebut pasti akan khawatir dan cemas. Pasalnya, bangsa Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997 yang mengakibatkan hyper inflation dan hancurnya sistem perekonomian kita bahkan mengimbas ke masalah sosial dan politik.

Krisis ekonomi global saat ini tengah berlangsung di seluruh dunia. Bermula dengan kejatuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada tahun 2008. Efek domino krisis tersebut pun berimbas ke benua Eropa dan mempengaruhi kawasan ekonomi dunia lainnya hingga tahun 2012 ini. Krisis ekonomi Yunani yang diikuti kebangkrutan negara Italia, Spanyol, Inggris dan sejumlah negara Eropa lain.

Indonesia akan menghadapi tantangan perekonomian dunia yang lesu di tahun 2012. Pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan turun dari 4% di tahun 2011 menjadi 3,5% di tahun 2012. Proyeksi turunnya pertumubuhan ekonomi juga terjadi pada mitra dagang Indonesia yaitu dari 3,2% di tahun 2011 menjadi 2,3% di tahun 2012. Perlambatan ini tentunya akan mempengaruhi volume perdagangan dunia yang diproyeksikan 5,8% di tahun 2012.

Kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kini masih tetap kuat. Pertumbuhan PDB Indonesia pada kuartal pertama tahun 2012 masih tetap kuat pada 6,3 persen tahun-ke-tahun, sedikit turun dari rata-rata 6,5 persen di tahun 2011. Ekonomi Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dengan pertumbuhan di atas 6 persen dalam sepuluh tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mengundang perhatian seluruh dunia dan tampaknya berkontras tajam dengan ekonomi dunia yang berada dalam resesi serius.

Berdasarkan laporan yang dipublikasikan oleh PriceWaterhouse Cooper pada Januari 2011, Indonesia dikelompokkan sebagai anggota E7 (sekarang lebih dikenal dengan sebutan BRIC-MIT) yang beranggotakan negara-negara BRIC + Meksiko, Indonesia dan Turki. E7 (Emerging 7) adalah tujuh ekonomi negara berkembang berpengaruh di dunia. Dari laporan tersebut juga didapat bahwa ekonomi Indonesia (berdasarkan perhitungan paritas daya beli) diperkirakan akan melampaui Turki pada 2015, Kanada pada 2018 dan Spanyol pada 2021 serta Korea Selatan pada 2024.


Peluang dan Potensi Indonesia
Pada kondisi krisis global yang sedang berlangsung sekarang ini Indonesia masih tetap mempunyai banyak potensi dan peluang yang bisa di optimalkan untuk pembangunan bangsa dan menjadi negara berkembang berpengaruh di dunia. Optimisme bangsa untuk mengukuhkan diri sebagai bangsa besar yang patut diperhitungkan dalam perekonomian global juga didukung oleh serangkaian kelebihan dan peluang yang dimiliki bangsa ini jika dibanding negara lainnya, Pertama, pasar domestik yang besar dengan tingkat dependensi yang rendah. Dilihat dari sisi mikro, Indonesia memiliki pasar domestik yang besar dan kuat dengan populasi sekitar 240 juta jiwa. Jumlah penduduk Indonesia dengan kategori kelas menengah – menurut Bank Dunia adalah penduduk dengan pengeluaran antara 2 dan 20 dollar AS per hari – meningkat sebanyak 50 juta antara tahun 2003-2010. Mengoptimalkan pasar domestik adalah potensi yang besar dan menjadi solusi di tengah kinerja ekspor indonesia yang sedang menurun di keranakan krisis di beberapa negara tujuan ekspor Indonesia. Kemudian kerjasama Asean-China Free trade Agremment dengan pembabasan tarif dan kuota adalah peluang pasar yang besar bagi Indonesia di mana china dengan jumlah penduduk yang tertinggi di dunia.

Kedua, stabilitas Keuangan dan Tingkat inflasi yang tergolong masih rendah. Ketahanan ekonomi RI terhadap guncangan eksternal menunjukkan sistem perbankan yang sehat dan dikelola dengan baik. Sehingga terwujud sistem keuangan yang stabil dan kuat menghadapi kerentanan finansial di tengah terpaan badai krisis zona Eropa dan Amerika Serikat. Selain itu, ekonomi Indonesia juga didukung oleh sistem keuangan yang relatif stabil. Indeks stabilitas keuangan tercatat semakin rendah. Hasil perhitungan BI mencatat indeks stabilisasi sebesar 1,68 pada Oktober 2011, turun dari 2,43 pada krisis 2008. Di pasar keuangan, Indonesia berpotensi menjadi primadona investasi tahun 2012, terlebih lagi Fitch pada 15 Desember 2011 lalu menetapkan Indonesia masuk dalam kategori peringkat investasi. Kemudian Tingkat Inflasi rendah 5,3%, atau  lebih rendah dibanding tahun lalu 6,96% %. Indikator lain stabil.  Tahun 2012, suku bunga SPN ditetapkan 6,0% dan nilai tukar rupiah Rp. 8.800/US$1. Target penurunan kemiskinan 10,5-11,5%, pengangguran  6,4-6,6% dan setiap 1 % pertumbuhan ekonomi menyerap 450 ribu tenaga kerja.

Ketiga, kekayaan natural resources Indonesia yang melimpah. Seluruh dunia mengakui indonesia adalah zamrud khatulistiwa dengan keindahan alam yang menghijau dan kekayaan alam yang terlengkap mulai dari sumber energi dari tambang, mineral, kelautan dan pertanian yang subur. Kekayaan ini belum di kelola secara baik dan berkelanjutan bahkan beberapa kekayaan alam di eksploitasi oleh asing. Namun potensi kekayaan masih melimpah ruah di Indonesia tinggal bagaimana memunculkan entrepreneur-entrepreneur baru untuk mengoptimalkannya dengan baik dan berasas ekonomi keberlajutan. Kekayaan natural resources Indonesia ini adalah peluang dalam pengembangan ekonomi Indonesia kedepan.

Terlepas dari peluang dan potensi indonesia yang telah di paparkan, masih ada lagi keunggulan yang menjadi potensi ekonomi indonesia di tengah krisis yang jika di kembangkan bisa menjadi modal utama pembangunan dan mendukung Indonesia sebagai negara berkembang yang berpengaruh di dunia yaitu ;
  1. Jumlah pemuda yang melimpah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kependudukan hasil sesnsus 2010 menyatakan bahwa penduduk Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa. Jumlah penduduk yang termasuk kelompok generasi muda yaitu kelompok umur 14-20 tahun menempati jumlah yang banyak yaitu 64 juta jiwa. Posisi pemudan dan kaitannya dengan pembangunan serta masa depan bangsa adalah sangat erat karena di tangan pemudalah negara ini akan di pegang dan di jalankan. Jumlah generasi muda yang banyak jika di optimalkan dengan baik melalui penanaman akademik, soft skili dan jiwa wirausaha maka akan mendorong pembangunan dengan cepat.
  2. Jumlah  entrepreneur  yang terus meningkat. Berdasarkan data kementrian perekonomian saat ini Indonesia memiliki 1,57% entrepreneur atau 3,6 juta dari jumlah penduduk. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2010 yang hanya 0,24%. Melihat jumlah entrepreneur yang masih sedikit dan tingginya potensi ekonomi Indonesia yang belum tergali maka peluang untuk berwirausaha di Indonesia masih sangat terbuka. Indonesia membutuhkan sedikitnya empat juta wirausaha untuk mendukung sektor perekonomian bangsa agar lebih tangguh di masa depan. Peluang wirausaha di Indonesia ini sangat terbuka lebar dalam perdagangan Internasional.
  3. Peluang pengembangan pertanian & kelautan. Menurut Dosen FEUI ini, pengembangkan sektor pertanian dan manufaktur harus menjadi tulang pungggung kemandirian pertumbuhan Indonesia. Hal ini perlu karena sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor ini. Cara memajukan sektor pertanian yang meliputi pertanian pangan, perkebunan, holtikultura, perikanan, peternakan dan perhutanan adalah cara yang paling efektif untuk megentaskan kemiskinan.
  4. Peluang industri kreatif  berbasis kearifan ekonomi lokal. Industri kreatif adalah motor penggerak ekonomi masa depan Indonesia karena Industri Kreatif sumber utama dalam industri lebih kepada kreativitas untuk menciptakan kesejahteraan bukan sumber daya alam. Secara bertahap selain mengoptimalkan Industri berbasis kekayaan alam primer Indonesia juga secara bertahap mengalihkan dan menumbuhkan pelaku Industri Kreatif terutama yang berbasis kearifan ekonomi lokal. Contoh kota kreatif yang ada di Indonesia adalah Bandung, Cimahi, Yogyakarta, Bali, dan Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar